Kamis, 04 Oktober 2018

TEKS NARASI KELAS VII SMP/MTs

Teks Narasi : Pengertian, struktur, kaidah kebahasaan. jenis dan contoh teks narasi


Kali ini saya akan menguraikan apa itu teks narasi, apa yang saya uraikan di artikel kali ini tentang teks narasi meliputi pengertian, struktur, kaidah kebahasaan dan sekaligus dengan contoh teks narasi.
eks narasi sebenarnya banyak kita pelajari baik di SD, SMP, maupun SMK, namun terkadang karena jarang digunakan materi tentang teks narasi sering lupa. sehingga banyak yang kesulitan ketika anda diminta untuk membuat teks narasi.
Oleh karena itu melalui artikel kali ini saya akan uraikan secara lengkap mengenai teks narasi sehingga anda bisa membuat, membedakan antara teks narasi dan teks non narasi baik secara lisan maupun tulisan.



Pengertian paragraf naratif
Teks narasi atau Paragraf Naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian cerita yang lengkap.

Atau juga bisa didefinisikan
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir
Sedangkan pengertian teks / paragraf narasi  menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Widjono (2007 : 175) uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian, tindakan , keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir hingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Bahasanya berupa berupa paparan yang gayanya bersifat naratif.

Keraf (2001 : 137) suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian yang seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalaha unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak-tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu.




Ciri-ciri Teks Narasi
Untuk mengenali sebuah teks atau paragraf narasi dan sekaligus untuk referensi membuat karangan atau teks narasi, maka anda harus mengenal ciri-ciri dari teks narasi.

Ciri-ciri dari teks narasi adalah sebagai berikut:

1. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

2. Dirangkai dalam urutan waktu.

3. Ada konfiks.
Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perpaduan awalan dan akhiran yang membentuk satu kesatuan. beberapa konfik diantaranya adalah:

·                     Konfiks ke-an : keindahan 
·                     Konfiks pe-an : pengiriman 
·                     Konfiks per-an : pergaulan 
·                     Konfiks ber-an : berpandangan 
·                     Konfiks se-nya : setibanya 
·                     Konfiks me-kan : menyelesaikan
4. Menggunakan kata ulang.
Kata ulang atau proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik baik seluruhnya maupun sebagian. Dalam hal ini ada yang berupa variasi fonem ataupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang.

Macam-macam pengulangan :

a. Pengulangan seluruh
Yaitu pengulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, misalnya: Buku : buku- buku

b.Pengulangan sebagian
Pengulangan bentuk dasar secara sebagian, misalnya : Membaca : membaca- baca

c. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. 
Dalam golongan ini, bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks , misalnya : menghubung- hubungkan / memata- matai

d. Pengulangan dengan perubahan fonem
Suatu bentuk pengulangan terhadap suatu kata yang susunan katanya berubah. 
Misalnya : Gerak : gerak- gerik

e. Kata ulang semu
Kata ulang yang berupa kata dasar. seperti kupu-kupu, biri-biri

5. Ada unsur tempat, suasana pelaku dan waktu 6. Menguraikan atau mengisahkan suatu peristiwa 7. Membangun alur dan mengutamakan faktor kronologis dan waktu 
8. Adanya unsur perbuatan atau tindakan 
9. Adanya unsur rangkaian cerita 
10. Adanya sudut pandang pengarang 
11. Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita 
12. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa 
13. Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan 
14. Menggunakan bahasa sehari-hari 
15. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya. 
16. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik. 
17. Memiliki nilai estetika. 
18. Menekankan susunan secara kronologis



Ciri-ciri narasi  Menurut Gorys Keraf (2000:136)
·                      Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
·                      Dirangkai dalam urutan waktu.
·                      Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
·                      Ada konfliks.

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfliks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:

·                     Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
·                     Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
·                     Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
·                     Memiliki nilai estetika.
·                     Menekankan susunan secara kronologis.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfliks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.


Kaidah / Unsur kebahasaan paragraf Naratif
Kaidah kebahasaan adalah aturan kebahasaan yang digunakan untuk membuat teks narasi, adapun unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan dari teks / paragraf naratif adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan kata kiasan atau Metafora
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me·ta·fo·ra /métafora/ didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.[1] , misal tulang punggung dalam kalimat "pemuda adalah tulang punggung negara".Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan.

Contoh metafora:

·                     Kata "tulang punggung" dalam kalimat "Pemuda adalah tulang punggung negara".[1]
·                     Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
·                     Raja siang keluar dari ufuk timur.
·                     Jonathan adalah bintang kelas dunia.
·                     Raja malam telah keluar dari paraduannya.

Metafora digunakan dalam teks narasi dengan tujuan untuk menambah atau membumbui cerita hingga lebih menarik

2. Melibatkan kata kerja transitif dan intransitif
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang diikuti oleh objek. Objek yang mengikuti bisa kata benda, frasa, atau kata ganti. Kata kerja transitif dapat diubah ke bentuk pasif.
Contoh:

·                     Saya makan sebuah apel .
·                     Saya mencintai ibu saya.
Jadi, kata kerja transitif membutuhkan objek sebagai pelengkap agar artinya dapat dengan mudah dimengerti dan tentunya make sense.

Lebih mudahnya lagi, kata kerja transitif membantu menjawab kata tanya 'what (apa)' atau 'who (siapa).'
Seperti dua kalimat di atas, dua kalimat tersebut menjawab kata tanya 'what (apa)' dan 'who (siapa)'.

·                      Apa yang saya makan? Saya makan sebuah apel.
·                     Siapa yang saya cintai? Saya mencintai ibu saya.

Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek sebagai pelengkap kalimat. Tidak seperti kata kerja transitif, kata kerja intransitif tidak dapat diubah ke bentuk pasif.
Contoh:

·                     Dia jatuh.
·                     Mereka tertawa.
·                     Anak kecil itu menangis.
Kata kerja intransitif dapat diikuti kata keterangan atau frasa preposisional, tetapi tidak dapat diikuti kata benda.

3. Menggunakan kata benda, sifat, frasa atau klausa

Penggunaan kata tersebut disesuaikan dengan topik yang diuraikan atau dinarasikan

4. Menggunakan kata penghubung penanda urutan waktu
Contoh penanda urutan waktu seperti misalnya, pertama-tama, lalu, kemudian,  ketika akhirnya selanjutnya dan lain sebagai nya.



Jenis Teks / Paragraf narasi
Paragraf narasi dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

a. Narasi Ekspositoris (biografi)
Memiliki nama lain narasi non fiksi, ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh:

 Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah membeli merpati satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpati masih kecil, usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat, tapi cukup terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan secara teratur. Sebaiknya kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk menjaga kesehatan merpati dan tempat tinggalnya. Terakhir, perhatikanlah gerak-gerik merpati untuk mengantisipasi adanya cacat pada tubuh merpati.

b. Narasi Sugesti / Imajinatif
Nama lain dari narasi fiksi, ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.
Contoh :

 Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

c. Narasi informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.

d. Narasi artistik
Narasi artistik adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.


Struktur teks / paragraf naratif
a. Orientation 
Orientasi yaitu bagian di mana pengarang melukiskan dunia untuk ceritanya, dibagian inilah diperkenalkan dimana dan kapan peristiwa terjadi serta para tokoh.

b.Complication 
Complication yaitu bagian di mana tokoh utama menghadapi rintangan dalam mencapai cita - citanya, bagian di mana komplik mulai terjadi.

c. Resolution
Resolution yaitu bagian permasalahan yang dihadapi tokoh utama diselesaikan.

Pada bagian ini mempunyai dua kecendrungan, yaitu mengakhiri cerita dengan kebahagiaan (happy ending) dan atau mengakhiri cerita dengan kesedihan (sad ending), tetapi ada juga teks naratif yang membiarkan pembaca/ pendengar menebak akhir cerita

d. Ada juga paragraf naratif yang hanya menggunakan konjungsi dan tidak mengikuti struktur di atas.


Tujuan teks narasi
Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:


·                     Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
·                     Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca


Langkah-langkah menulis karangan narasi
·                     Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
·                     Tetapkan sasaran pembaca
·                     Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
·                     Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
·                     Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita
·                     Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandangan
·                     Mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut


Contoh Teks Narasi
Berikut beberapa contoh teks narasi.

Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas Kota Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.

Narasi dibagi menjadi 2, yaitu ekspositori (Autoboigrafi dan Biografi) dan narasi Imajinatif.

Contoh Teks Narasi Ekspositori (Biografi) 
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung, 24 Oktober

·         1982. Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.

Contoh Narasi Imajinatif 
Narasi Imajinatif adalah teks yang  mengimajinasikan suatu benda seoalah-olah seorang manuasia. 

Namaku Edelweiss alias Anaphalis Javanica. Biasanya aku tumbuh di dataran tinggi atau puncak - puncak gunung. Oleh kalangan Botani, aku sering disebut tanaman sejenis perdu, dan termasuk anggota famili Compositae atau disebut juga Asteraceae (sambung sambungan). Bungaku kecil sebesar bunga rumput. Orang lebih mengenalku dengan warna putih daripada warna lainnya. Hidupku bergerombolan di ujung dahan dengan harum yang khas. (Dikutip dari wacana Namaku Edelweiss dalam Majalah Sabili)

Ditulis ulang oleh : Kangyans05@blogspot.com 

Senin, 01 Oktober 2018

CERITA RAKYAT PANDEGLANG

CERITA RAKYAT
Pande Gelang dan Putri Cadasari"

Di tengah sebidang kebun manggis, seorang Putri yang cantik jelita duduk termenung. Sorot matanya kosong, bibirnya terkatup rapat menandakan dia sedang bermuram durja. Tidak jauh dari tempat sang Putri duduk, melintaslah seorang lelaki paruh baya dengan karung di pundaknya. Lelaki itu tertegun sesaat manakala melihat sang Putri. Wajah lelaki itu tampak penuh kekhawatiran. 

"Sampurasun," sapanya.

Sang Putri tak menyahut. Dia benar-benar larut dalam kesedihannya, sehingga tak menyadari kehadiran lelaki itu. 

"Sampurasun," Lelaki itu mengulang sapa. 

"Ra... rampes," Sang Putri terkejut. "Si...siapa?" 

"Maaf jika saya telah mengejutkan Tuan Putri," kata lelaki itu seraya menundukkan kepalanya. 

Sang Putri tidak segera menjawab. Dia memperhatikan dengan penuh seksama lelaki yang berdiri di hadapannya. Wajah lelaki itu tidaklah tampan, kulitnya pun legam. Namun Putri merasa yakin, lelaki itu adalah lelaki baik. Seumpama buah manggis; hitam dan pahit kulitnya, tapi putih dan manis buahnya. 

"Sedari tadi saya perhatikan. Tuan Putri tampak gundah gulana. Ada apa gerangan?" 

"Saya kira tak ada guna menceritakan masalah yang saya hadapi kepada orang lain." 

"Kalau begitu, maafkan saya telah mengganggu Tuan Putri. Saya berharap Tuan Putri berkenan melupakan pertanyaan saya tadi," ujar lelaki itu seraya hendak berlalu. 

"Tunggu, Kisanak. Jangan pergi dulu!" Sang Putri mencegah. 

Lelaki itu mengurungkan niatnya. Sejenak dia melirik sang Putri. 

"Maafkan saya," pinta sang Putri. "Bukan maksud saya menyinggung perasaan Kisanak, apalagi menganggap rendah." 

Beberapa saat sang Putri terdiam. Kemudian tiba-tiba saja matanya membasah. Sang Putri menangis. Lelaki itu duduk di dekat sang Putri. Hatinya diliputi keingintahuan yang besar tentang apa yang sebenarnya terjadi. 

"Siapa nama Kisanak?" tanya sang Putri. 

"Saya..., saya pembuat gelang, Pande Gelang. Orang-orang sering menyebut saya dengan Ki Pande. 

"Baiklah, Ki Pande. Saya akan bercerita, mudah-mudahan cerita saya akan menghilangkan rasa penasaran Ki Pande. Selama ini saya tidak pernah menceritakan masalah ini kepada orang lain karena saya merasa hanya akan sia-sia belaka. Tidak akan ada seorang pun yang bisa membantu saya," jelas sang Putri dengan mata berkaca-kaca. 

"Tapi mengapa Tuan Putri mau menceritakannya kepada saya?" 

"Saya hanya ingin menghilangkan penasaran Ki Pande." 

Ki Pande tidak berkata-kata lagi. Dia hanya menundukkan kepala dengan dipenuhi rasa iba. 

"Nama saya Putri Arum..." Sang Putri memulai ceritanya. Menurut Putri Arum, dirinnya sedang mendapat tekanan dari seorang pangeran bernama Pangeran Cunihin. Meskipun tampan, Pangeran Cunihin sangatlah bengis dan kejam. Selain itu, Pangeran Cunihin pun sangat berkuasa dan sakti mandraguna. Apapun yang di inginkannya, harus terpenuhi, semua titah tak bisa berbantah. 

"Saya sangat sedih, Ki, karena dia akan menjadikan saya sebagai istrinya," Putri Arum mengakhiri ceritanya. 

"Saya ikut bersedih,"Ki Pande tak kuasa menahan air mata. "Maafkan saya, karena tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk membantu Putri." 

"Saya mengerti, Ki. Tidak ada seorang pun yang bisa mengakhiri angkara Pangeran Cunihin," ujar Putri Arum lirih. "Tadinya saya mengira wangsit yang saya terima benar adanya." 

"Wangsit?" tanya Ki Pande. 

"Ya. Menurut wangsit, saya harus menenangkan diri di bukit manggis ini. Kelak katanya akan ada seorang pangeran yang baik hati, manis budi pekertinya, dan sakti mandraguna yang datang menolong saya. Namun penantian ini hampir sia-sia. Tiga hari lagi Pangeran Cunihin akan datang dan memaksa saya kawin dengannya. Barangkali ini sudah suratan takdir saya, Ki, sebab setelah sekian lama, dewa penolong yang hatinya seputih dan semanis buah manggis itu ternyata tak kunjung tiba," tutur Putri Arum mengiba. Mendengar hal tersebut, Ki Pande mengernyitkan dahi, seolah ada yang tengah dipikirkannya. 


"Oh, tadi Aki mengatakan bahwa tidak banyak yang bisa dilakukan untuk membantu saya?" tanya Putri Arum, teringat kata-kata Ki Pande. 

"Benar," jawab Ki Pande. 

"Itu berarti, meskipunn sedikit ada yang bisa Aki lakukan untuk saya!" seru Putri Arum penuh harap. 

"Barangkali itu tidaklah berarti." kata Ki Pande. 

"Katakan saja, Ki," Putri Arum penasaran. 

"Saya hanya ingin menyumbang saran. Terima saja keinginan Pangeran Cunihin itu."

"Apa Aki sudah gila? Bagaimana saya mau dipersunting lelaki yang sangat saya benci?" sergah Putri Arum dengan wajah memerah. 

Ki Pande sangat terkejut dengan perubahan itu, tapi dia berusaha tetap tenang. "Maksud saya, terima saja keinginan dia tapi dengan syarat." 

"Dengan syarat?" tanya Putri Arum setengah bergumam.

 "Ya, dengan syarat yang sangat susah dipenuhi."

"Hal apa yang tidak bisa dilakukan Pangeran Cunihin? Dia sangat sakti mandraguna. Laut saja bisa dikeringkannya!"

"Yakinlah, Tuan Putri. Tidak semua orang akan jaya selamanya," Ki Pande berusaha meyakinkan Putri Arum.

"Kalau begitu, apa syarat yang Aki maksudkan?"

"Pangeran Cunihin  harus melubangi batu keramat supaya bisa dilalui manusia. Kemudian batu tersebut harus diletakkan di pesisir pantai. Semuanya harus dikerjakan tidak lebih dari tiga hari," Ki Pande menjelaskan.

"Bukankah syarat itu dengan mudah dilakukan oleh Pangeran Cunihin?"

"Tapi tidak semua orang mau melakukannya, sebab dengan melubangi batu keramat, setengah dari kemampuan orang tersebut akan hilang."

"Setelah itu?" tanya Putri Arum.

"Serahkan semuanya kepada saya!"

Mendengar seluruh penjelasan Ki Pande, akhirnya Putri Arum menyetujui. Ki Pande kemudian mengajak Putri Arum ke tempat tinggalnya, sambil membawa karung yang berisi alat-alat membuat gelang.

Perjalanan menuju tempat tinggal Ki Pande sangat melelahkan Putri Arum. Sudah hampir setengah hari perjalanan, mereka belum juga sampai. Putri Arum pun jatuh pingsan di atas sebuah batu cadas. Orang-orang kampung membantu Ki Pande membawa Putri Arum ke rumah salah seorang penduduk dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Salah seorang tetua kampung mengatakan bahwa Putri Arum bisa segera pulih jika minum air gunung yang memancar melalui batu cadas.

Beberapa orang kampung bergegas mencari sumber air batu cadas. Dan keajaiban pun terjadi, Putri Arum kembali sehat setelah meminum air yang berasal dari batu cadas itu. Penduduk kampung lalu memanggil Putri Arum dengan sebutan baru yaitu Putri Cadasari.

Sementara itu, Ki Pande tengah menyiapkan rencana baru. Dia membuat gelang yang sangat besar, yang bisa dilalui manusia. Menurut Ki Pande, gelang tersebut akan dipasang pada lingkaran lubang batu keramat yang dibuat Pangeran Cunihin. 

Waktu yang ditentukan Pangeran Cunihin pun tiba. Dia datang menemui Putri Cadasari dan menagih jawaban. Putri Cadasari pun mengajukan syarat kepada Pangeran Cunihin.

"Hahaha, itu syarat yang sangat gampang, Tuan Putri. Tapi apa maksud dari syarat itu?" tanya Pangeran Cunihin.

Putri Cadasari terkejut mendapat pertanyaan seperti itu. Tapi dia segera menyembunyikan keterkejutannya. "Saya hanya ingin agar bulan madu kita tidak terganggu, Pangeran. Duduk diatas batu sambil menikmati birunya laut, bukankah itu sangat menyenangkan, Pangeran?" Jelas Putri Cadasari.

"Wah, Tuan Putri memang sangat romantis!" puji Pangeran Cunihin pula.

Tak sampai tiga hari dan tanpa halangan yang berarti, Pangeran Cunihin berhasil menemukan batu keramat yang disyaratkan. Batu keramat itu kemudian dibawanya ke sebuah pesisir yang sangat indah. Ki Pande dan Putri Cadasari diam-diam mengikuti dari kejauhan. Di tempat yang terlindung mereka bersembunyi menyaksikan apa yang dilakukan Pangeran Cunihin.

Pangeran Cunihin tampak duduk bersila dihadapan batu keramat. Dengan konsentrasi penuh, Pangeran Cunihin menempelkan dua telapak tangannya ke batu keramat. Tiba-tiba tangan Pangeran Cunihin bergetar. Sesaat kemudian batu keramat itu pun retak dan berjatuhan. Sungguh ajaib, sebuah lubang yang sangat besar tercipta di tengah batu keramat itu.

"Hahaha, aku berhasil. Tuan Putri akan segera menjadi milikku!" Pangeran Cunihin mengangkat kedua tangannya seraya berlari mencari Putri Cadasari.

Kesempatan itu tak disia-siakan Ki Pande untuk memasang gelang besar pada batu keramat yang telah berlubang itu. Setelah itu, dia kembali hendak bersembunyi, tapi didengarnya sebuah bentakan keras.

"Heh tua bangka, sedang apa kau di sini?!

Ternyata Pangeran Cunihin telah berada kembali disitu, bersama Putri Cadasari.

"Oh, aku tahu. Rupanya kau sedang mengagumi mahakaryaku. Bukankah aku pernah mengatakan kepadamu bahwa kau tidak pantas menjadi pemenang. Kau hanya pantas menjadi pecundang! Hahaha!" Pangeran Cunihin tertawa puas. "Lihatlah, sang Putri telah menjadi milikku. Kau tidak bisa lagi memilikinya!"

Putri Cadasari terkejut heran mendengar omongan Pangeran Cunihin. Seolah telah mengenal Ki Pande sebelumnya. Namun, belum lagi keheranan itu terjawab, Pangeran Cunihin telah menarik tangan Putri Cadasari untuk melihat batu keramat yang telah berlubang itu.

"Tuan Putri, lihatlah! Keinginan Tuan Putri telah terwujud. Sebuah batu besar berlubang di pesisir pantai. Sungguh sebuah tempat yang indah dan romantis," kata Pangeran Cunihin. Putri Cadasari berusaha bersikap tenang dan mencoba menunjukkan kegembiraan, walau di dalam hatinya dia merasa sangat takut impian buruknya menjadi pendamping Pangeran Cunihin akan menjadi kenyataan.

"Apa karena terlalu gembira, saya seakan tidak bisa melihat bahwa batu ini telah berlubang?" kata Putri Cadasari.

"Hm, baiklah. Jika Tuan Putri tidak percaya, saya akan melewati batu ini untuk membuktikannya," jawab Pangeran Cunihin.

Tanpa pikir panjang, Pangeran Cunihin kemudian melewati lubang batu keramat itu. Tapi tiba-tiba Pangeran Cunihin merasakan tubuhnya sakit luar biasa. Dia berteriak-teriak sekuat tenaga. Suaranya memecah angkasa. Lalu seluruh kekuatannya pun menghilang. Dia terduduk lemah, tak kuasa berdiri. Perlahan, Pangeran Cunihin berubah menjadi seorang tua renta tanpa daya, seolah telah melewati lorong waktu. Sementara itu, Ki Pande pun berubah menjadi seorang pemuda tampan.

"Bagaimana semua ini bisa terjadi?" Putri Cadasari tidak mengerti menyaksikan keanehan-keanehan itu.

"Sebenarnya ini semua akibat perbuatan Pangeran Cunihin. Dulu kami berteman. Tapi setelah mendapat kesaktian dari guru, dia mencuri seluruh ilmu dan kesaktian saya, lalu menjadikan saya sebagai seorang yang sudah tua. Saya kemudian mencari kesaktian untuk mengembalikan keadaan saya. Ternyata hanya satu yang bisa mengembalikan keadaan itu, yaitu jika Pangeran Cunihin melewati gelang buatan saya," terang Ki Pande seraya menatap ke arah Pangeran Cunihin yang terkulai tak berdaya.

"Kini saya telah kembali seperti sedia kala. Ini semua karena jasa Tuan Putri. Untuk itu saya menghaturkan terima kasih," ujar Pangeran Pande Gelang.

"Ah, sayalah yang seharusnya berterima kasih, Pangeran. Ternyata wangsit yang saya terima itu memang benar."

Akhirnya, keduanya meninggalkan batu keramat berlubang itu. Beberapa waktu kemudian mereka pun menikah dan hidup berbahagia sampai akhir hayatnya.

Tempat mengambil batu keramat tersebut kemudian dikenal dengan Kampung Kramatwu, dan batu besar berlubang di pesisir pantai kini dikenal dengan nama Karang Bolong. Sedangkan tempat sang Putri melaksanakan wangsit di bukit manggis, kini orang mengenalnya dengan kampung Pasir Manggu. Manggis dalam bahasa Sunda berarti Manggu dan pasir berarti bukit. Sementara tempat Putri disembuhkan dari sakitnya sampai kini bernama Cadasari di daerah Pandeglang, tempat Pangeran Pande Gelang membuat gelang.

Sumber:  
Buku cerita rakyat Indonesia Super lengkap 33 Propinsi
Diceritakan Kembali Oleh Rahmat Suryana

TEKS NARASI KELAS VII SMP/MTs

Teks Narasi : Pengertian, struktur, kaidah kebahasaan. jenis dan contoh teks narasi Kali ini saya akan menguraikan apa itu  teks naras...